Kamis, 30 Januari 2020

Berlatih mandiri

Hari ini ibun ikut pelatihan di Solo. Sepeeti biasanya ibun menyiapkan kebutuhan bapak dulu. Makanan sudah ibun sediakan. Menu hari ini sup daging sapi dan gadon ayam. Alhamdulillah semua suka. Ibun siapkan sejak kemarin malam.

Setelah memandikan bapak, persiapan lainnya adalah untuk ibun sendiri. Ibun perkiraan akan terlambat karena berngkat dari rumah jam 7.30. Ternyata sampai di Solo, kedatangan ibun bersama dengan para direksi. Hahhah berasa jadi direksi.  Jadi ibun nggak telat...cihuuy.

Sebenarnya ibun ingin cerita banyak tapi mata ibun tidak mau kompromi. Ibun istirahat dulu ya.

Rabu, 29 Januari 2020

Jejaka Ibun Semakin Dewasa

Bangun pagi berasa capek sekali. Ibun nggak tahu kenapa? Rasanya malas untuk beranjak dari tempat tidur. Padahal pekerjaan banyak menanti. Seluruh badan rasanya pegal-pegal. Kalau ingat tadi malam sepertinya tidak ada pekerjaan yang memakan banyak tenaga selain mengurus kebersihan dan kenyamanan bapak.

Hari ini ibun masak seadanya. Alhamdulillah bapak sangat mengerti. Ibun hanya membuat dadar telur untuk semua. Satu-satu ibun buatkan, untuk bapak, kakak, dan mas Aa. Ibun sebenarnya galau. Besok ibun harus ikut pelatihan mewakili komite mutu RS. Pelatihannya di Solo mulai pagi hingga sore. Ibun khawatir bagaimana kalau bapak ngebrok lagi seperti kemarin. Siapa yang akan membersihkan. Rasanya nggak mungkin kalau bapak harus menunggu ibun pulang. Solo - Yogya bukan jarak yang dekat membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Sementara bapak tetap menginginkan ibun tetap berangkat. Tapi bapak tidak mau kalau dibersihkan dengan orang lain termasuk oleh mas Aa.

Setelah makan pagi, ibun dan bapak terlibat perbinangan seru. Ibun membutuhkan pernyataan bapak. Kalau bapak tidak mengizinkan ibun berngkat nggak masalah. Tapi bapak tidak juga jelas memberi pernyataan. Bapak mengatakan bahwa akan mengatur bab. Lah, bagaimana mungkin itukan panggilan alam. Seperti hal nya kentut apakah bisa ditahan. Seperti halnya bak apakah bisa ditahan.
Sedih rasanya.

Saat menyiapkan minum untuk bapak, mas Aa berdiri disamping ibun. Ibun bertanya apakah besok bisa pulang lebih cepat karena ibun harus pelatihan ke Solo.
"Kita lihat besok ya Bun, karena besok hari terakhir persiapan untuk DIKSAR."
"Bisa nggak ibun dibantu kalau bapak bab?" tanya ibun.
"Iya bisa bun, kemarin juga aku sudah bilang bapak mau nggak aku yang membersihkan tapi bapaknya yang nggak mau."
Terharu ibun mendengarnya. Ibun nggak nyangka mas Aa memiliki kepedulian yang cukup tinggi pada keluarga. Ia pun mulai menjadi pengganti bapak dalam hal memperbaiki keadaan yang rusak di rumah. Pipa talang air bocor, lampu mati karena cup lampu patah, sampai membuat saluran air hasil kondensasi ac yang selalu menggenang mas Aa bisa.

Jejaka ibun semakin dewasa. Buat ibun nggak penting rangking di kelas. Itu tidak terlalu membuat ibun bangga. Tapi ibu bangga karena kamu mulai belajar untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan. Keterampilan hidup itu tidak diajarkan di sekolah mas...tapi mari kita mulai dari rumah. Mari kita sama-sama belajar ya.

Selasa, 28 Januari 2020

Saatnya Ganti Sprai

Sebenarnya keinginan ibun sprai bed bapak diganti setiap tiga hari sekali seperti di rumah sakit. Tapi bapak menolak selalu alasannya masih bersih. Memang kelihatannya begitu tapi di bagian kepala seperti ada corak karena keringat bapak. Sprainya berwarna kesukaan ibun, hijau daun. Jadi kelihatan banget spt minyak tumpah.

Jadi  ceritanya saat ibu pulang dari rumah sakit jam 13.30. Bapak mengatakan sudah bab. Bab nya pun banyak. Setelah dibersihkan tidak langsung ibun pasangkan diapers karena biar kulitnya bernafas tidak dibungkus plastik terus. Ibun berpikir nggak bakalan bab lagi lah karena banyak banget. Bapak pun setuju, nanti pasang diaper nya setelah ibun pulang dari rapat.

Oya, sore tadi ibun bertemu dengan teman-teman pengacara dan polisi. Ada kasus perkosaan yang perlu kami diskusikan. Ibun berangkat jam 16.00 dari rumah. Kita sepakat jam 16.30 ketemuannya.

Kasusnya cukup pelik sehingga diskusi berasa heboh banget. Ibun nggak lihat kalau ada pesan wa di grup keluarga. Dan baru ibun buka setelah magrib. Ternyata pesannya bapak ingin bab karena sudah nggak bisa tahan jadi bab di bed deh. Duh, ibun jadi merasa bersalah. Untungnya diskusi sudah bisa dianggap selesai. Jadi ibun pamit duluan pulang.

Sesampai di rumah, anak-anak menyambut ibun.
"Yeeee...ibun pulang!"kata kakak dan mas Aa.
Ibun pun disambut dengan harum semerbak dari bed bapak. Dan kita pun tertawa bareng.
"Maaf ya pak...ibu telat baca pesan di wa,"kata ibun.
"Maaf juga ya bu, diskusinya jadi terganggu deh. Apa sudah selesai?"tanya bapak.
"Dianggap sudah aja pak."
"Nanti, setelah selesai ibu boleh kembali lagi kok,"kata bapak.
"Nggak lah pak, sudah malam juga."

Ibun nggak usah ceritakan bagaimana membersihkannya ya. Yang jelas setelah semua selesai, semua lega. Hikmahnya adalah sprai bapak dapat diganti tanpa harus berargumen dengan bapak..hahahha.

Memang sudah saatnya mengganti sprai ya pak.
Lagi..lagi Allah selalu memberi kesempatan pada ibun untuk mencari pahala. Capek...manusiawi lah kalau ibun capek. Tapi berasa puas karena melihat bapak kembali nyaman.


Senin, 27 Januari 2020

Mudah untuk bahagia

Senin pertama kembali aktivitas ke ranah publik. Setelah seminggu izin untuk tidak masuk kerja karena ingin mendampingi dan mengkondisikan bapak di rumah. Alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti. Semua tetap konsisten  dan komitmen untuk beradaptasi. 

Mas Aa dibangunkan lebih pagi karena sudah berjanji tidak akan mepet berangkat ke sekolah. Sudah tiga kali terlambat pada semester ini. Bila tidak ingin bertambah poin merah maka perilaku harus berubah.

Ibun pagi ini mau buat tempe-tahu bacem dan sayur daging asam manis. Setelah semua beres baru mempersiapkan sarapan untuk bapak. Hari ini bapak menolak untuk mandi karena kemarin sudah, hanya ingin diseka wajah dan punggung belakangnya.

Ibun nggak sempat menyuapi bapak karena waktu sudah menunjukkan jam 9 pagi. Sementara ibun belum mandi. Wah kayaknya besok harus lebih awal deh persiapannya. 


Tiba di rumah sakit masih ada waktu 15 menit sebelum masuk poliklinik. Masih sempat ke ruang komite medik untuk menyapa teman-teman sejawat. Mereka banyak menanyakan perkembangan kesehatan bapak. Hal ini yang membuatku betah dan nyaman bekerja karena memiliki teman-teman yang care-peduli dengan teman sejawat lainnya. 

Setelah poliklinik bergegas ke Apotik Kimia Farma UNY untuk mencari obat bapak. Sudah ibun cari apotik dekat rumah tapi tidak ada. Menurut info obat tersebut ada di apotik dekat UNY. Langsung cuuuus deh meluncue ke sana. Alhamdulillah ternyata ada. 

Sesampai di rumah disambut senyum manis bapak. Bapak sudah makan siang disuapi oleh mbak Putri. Ibun langsung ke ruang makan untum segera mengambil nasi dan lauk. Sayur masih dalam panci di atas kompor. 
"Bu, sayurnya enak deh. Seger rasanya, bapak suka."
Wah, ibun bahagia  dan merasa tersanjung mendengarnya.

Semoga besok dan hari-hari selanjutnya ibun tetap bisa menyediakan makanan yang baik, dan sehat untuk bapak. 

Minggu, 26 Januari 2020

Tetap belajar

Hari minggu nih, hari keluarga. Ups ada undangan kuliah pakar dari Perhimpunan Profesi jam 09.00. Sudah dapat acc untuk datang sih dari bapak. Tapi kok rasanya malas ya. Harusnya nggak boleh begitu ya, kesempatan belajar dimanfaatkan optimal. 

"Bu, kayaknya mau bab nih,"kata bapak.
"Ya sudah, lanjutkan pak. Ibu siapin makan dulu setelah itu siapkan perlengkapan mandi bapak. Oya hari ini jadwal ganti kateter ya kan sudah tiga hari,"kata ibun mengingatkan.
"Nggak usah, nggak apa-apa kok bu..kan nggak bocor."
"Nggak dong, tiap tiga hari sekali harus diganti. Kulitnya kan harus bernafas juga. Sekalian ibu check luka kemarin sudah sembuh atau belum. Ada luka baru nggak,"kata ibun sedikit memaksa.
"Nggak mau kan sampai infeksi seperti di rumah sakit, menggigil hebat?"tanya ibun mengingatkan.
"Hehehe, iya..iya..bapak manut ibu."
"Nah, gitu dong..pintar namanya."

Teringat saat menjelang kepulangan bapak dari rumah sakit, malamnya bapak demam, mual dan muntah. Setelah itu menggigil hebat. Selimut sampai dua lapis. Pagi hingga siang hari pun begitu. Kepulangan ditunda hingga bapak bebas demam. Ibun menduga terjadi radang atau infeksi paska tindakan. Bisa jadi karena kateternya juga sudah satu minggu.

"Hmm, lukanya sudah sembuh pak, sudah tidak merah lagi. Tapi ada luka baru. Sementara jangan langsung pakai kondom kateter dulu ya."
"Lah, kenapa bu?"tanya bapak.
"Biarkan kulitnya bernafas dulu, ibu juga perlu mengoleskan dengan salep agar cepat tumbuh kulit baru."
"Ok..ok. Tapi kalau nggak dipasang kateter ibu nggak bisa pergi dong."
"Nyantai aja pak, sudah izin kok."
"Tapi ibu bada magrib izin ya mau install program analisis data penelitian. Mau diajarin teman olah data."
"Boleh bu, sebelum ibu berangkat kateternya dipasang dulu,"kata bapak mengingatkan.
"Siyaaap bos,"kata ibu.

Terima kasih ya pak, masih memberi kesempatan ibun terus belajar. Ibun pun bertemu teman-teman dan diajarkan memasukkan data sampai mengolah data penelitian kualitatif. Ibun senang rasanya. Semua capek terasa hilang terobati. Semangaat ah, dan tetap belajar. 

Sabtu, 25 Januari 2020

Belajar duduk

Hari ini libur karena Hari Raya Imlek. Hmmm, bisa bobok cantik agak siangan nih bangunnya. Mulai dari bapak, ibu, dan anak-anak bangun siang.

Kemarin ibun dan kakak sempat beli roti Prancis yang sudah dipanggang dengan margarine dan daun seledri. Jadi menu sarapan pagi ini sup cream ayam dan roti Prancis. Wah, bapak makannya telap telep. Roti Prancisnya saja habis 4 potong. Ibun jadi semangat nyuapin bapak. Tapi sebelum makan, lemon tea hangat dan buah pear dulu sebagai pembuka.

Setelah makan, bapak minta diseka karena merasa badan gatal-gatal. Asyyyiaaaap bos.
Sesudah diseka dan tampak segar, ibun ganti sprai bapak supaya lebih bersih. Sudah seminggu juga dipasangnya.

"Bu, kaki bapak sekarang sudah bisa lebih lurus loh."
"Oya, wah alhamdulillah dong,"kata ibun.
"Tangan kiri bapak juga sudah berkurang sakitnya, kita coba latihan duduk ya bu?"
"Iya boleh banget pak."

Setelah perlengkapan mandi ibun bereskan, ibun mulai memutar engkol tempat tidur bapak. Ibun posisikan duduk dengan kemiringan kurang dari 45 derajat.
"Kita coba pelan-pelan ya pak?"
Bapak mencoba bertahan kurang lebih 15 menit.
"Sudah ya bu, capek!"
Ibun turunkan kembali sampai bapak merasa nyaman.

Semangaaat ya pak, kita bisa karena kita mau berusaha. Allah akan menghargai setiap usaha yang kita lakukan.

Jumat, 24 Januari 2020

Bahagia melihatmu

Ibun kemarin tidak sempat menulis karena sampai rumah sudah jam 11 malam. Tidak ada tenaga untuk menulis. Semoga hari ini bisa lancar menulis ya.

Pagi tadi sambil menunggu bapak bangun Ibun seperti biasa menyiapkan sarapan. Menu hari ini lele goreng dan sayur bening daun kelor dan jagung manis. Semoga semua suka ya.

Setiap bapak bangun pagi, ibun berusaha menyediakan lemon hangat untuk diminum. Kadang ibun suka menambahkan teh celup dan sedikit gula. 
"Bu, bapak eek nih."
"Mau eek atau sudah eek?"tanya Ibun.
"Sudah."
"Oo, ok deh ibu siapkan dulu perlengkapannya ya. Bapak minum lemon hangat dulu biar mulutnya nggak kering dan pencernaannya mulai bekerja."
"Kok, jadi tiap hari ya bu?"tanya bapak.
"Loh, bukannya malah bagus ya? Artinya pencernaan bapak sehat."
"Kasihan ibu jadi repotnya tiap hari,"kata bapak.
"Nggak apa-apa, ibu santai aja kok."

Sambil mempersiapkan perlengkapan mandi bapak. Ibun berpikir, ini mah belum seberapa dibandingkan perjuangan istri Nabi Ayub yang sampai harus memotong rambut panjangnya untuk mendampingi sang suami. Ibun lebih repot lagi kalau bapak nggak bisa bab seperti waktu mondok di RS beberapa minggu lalu. Bapak kesakitan dan seperti tak berdaya menahan nyeri karena ingin bab. Ibu sampai harus mengorek-korek dubur bapak agar kotoran bapak bisa keluar. Ini mah belum seberapa ya pak. Jadi santuuuy saja. Kita kan sudah sepakat untuk berproses bersama.

"Wah, segaaar rasanya,"kata bapak.
Setelah semua selesai. Mulai dari keramas, menyeka bapak dan membersihkan kotoran. Semua berjalan lancar. Waktu yang dibutuhkan lebih cepat sehingga tidak perlu banyak waktu dan tenaga yang terbuang.
"Alhamdulillah jazakillahukhoiroh ya bu."
"Aamiin..pak,"jawabku.

Tiba saatnya sarapan. Hmm, bapak sarapan tadi pagi cukup banyak. Nasi hangat dan lele goreng. Sayurnya belakangan. 
"Tambah ya bu!"pinta bapam.
Waah, ibun senang banget. Padahal sebelum makan bapak sudah menghabiskan 2/3 buah pear besar. 
Alhamdulillah.

Siang hari, ahli gizi homecare RS datang untuk assesment status gizi bapak. Ibun ditanyai tentnag kebiasaan makan dan minum bapak. Juga bab dan bak bapak. Minggu depan dia berjanji akan berkunjung kembali untuk membuatkan menu makanan sesuai kebutuhan bapak.

Bahagia rasanya melihat bapak semangat untuk makan. Suatu pertanda baik. In syaa Allah.


Rabu, 22 Januari 2020

Berproses bersama

Hari ketiga bapak perawatan di rumah nih. Bangun tidur tampak ceria artinya nyeri sendinya tidak terganggu. Ibun selalu tanya bapak ingin mandi lebih dulu atau makan dulu.
"Masih ngumpulin nyawa nih Bu,"kata bapak dengan mata tertutup. Itu tandanya bapak masih mengantuk. Perlu waktu untuk membuatnya sadar penuh. Seperti biasa ibun akan menyiapkan sarapan pagi pembuka dulu, potongan buah segar dan perasan lemon hangat dicampur teh. Oya, ada antibiotika yang harus bapak minum. Ibun minumkan dulu baru melanjutkan pekerjaan lainnya.

Setelah bangun, bapak ingin mandi lebih dulu sebelum makan. Ibun sudah menyiapkan peralatan mandi (lampin, tiga baskom untuk air sabun, air untuk membersihkan washlap, dan air bersih), sikat gigi, diaper, kondom katether, perban hipafix, kassa, dll). Banyak ya?

Bapak karena tidak bisa bak secara mandiri, kami putuskan menggunakan condom katether. Memang berpotensi terjadi infeksi tapi bila dijaga hygiene-nya ibun kira nggak masalah. Jadi memang perlu diganti setiap dua hari sekali.

Ibun perlu mengosongkan kantong katether lebih dulu karena sudah tampak penuh. Ibun senang deh, karena warna urine bapak kuning muda dan cukup jernih artinya proses ekskresi di ginjal bapak baik. Kebutuhan cairan tidak kurang.

Jangan bayangin mandi pake shower atau gayung ya. Sebenarnya bukan mandi tapi diseka. Ibun mulai dari kepala, wajah, dan leher bagian belakang. Kemudian tubuh bagian kanan bapak mulai dari punggung atas ke bawah, lengan atas, ketiak, lengan bawah, dan jari2 kanan. Kemudian bagian dada dan perut bapak. Begitu pula tubuh bagian kiri bapak. Setelah kering, ibun oleskan tubuh bapak dengan aloe vera agar kelembaban kulit bapak tetap terjaga.

Setelah itu membersihkan bagian bawah bapak. Diaper ibun buka dan masih bersih. Ibun membersihkan bagian bawah dan menge-check condom katether semua dalam keadaan baik dan tidak bocor. Setelah selesai semua, terlihat bapak lebih segar. Waktu yang ibun butuhkan lebih cepat 15 menit daripada dua hari lalu. Hari pertama ibun membutuhkan hingga 1jam lebih. Hari ini ibun sudah lebih sistematis memandikan bapak. Hehhe, semua memang membutuhkan waktu untuk berproses.

Mari kita berproses bersama, pak.

Selasa, 21 Januari 2020

Stand by you

Hari ini adalah hari kedua pasca rawat inap bapak. Hari kedua juga ibun cuti. Ibun cuti untuk mengkondisikan rumah supaya bapak tetap dapat nyaman setelah ibun kembali bekerja.

Setelah sholat subuh bapak minta izin untuk melanjutkan tidur.
"Ngantuk banget bu," kata bapak.
Tadi malam ibun berikan obat racikan pereda nyeri dan didalamnya memang ada anti-cemas. Efeknya memang mengantuk. Bapak tampak lebih segar daripada kemarin.
"Sakitnya berkurang jauh bu, jadi bapak lebih nyaman."

Berdasarkan surat kepulangan dari RS paska rawat inap, harusnya hari ini bapak kontrol ke RS. Tapi bapak memilih untuk menunda.
"Capek bu, kalau harus naik ambulance. Mana tulang punggung bapak sakit sekali."

Saat ini bapak tidak bisa duduk hanya bisa berbaring. Otomatis mobilisasinya terganggu. Kami tidak dapat membawa untuk kontrol tanpa menggunakan ambulance. Bapak harus dinaikkan di atas blankar baru bisa masuk ke dalam ambulance. Hal itu sangat menyakitkan dan melelahkan bapak.
"Seandainya ada pemeriksaan tanpa bapak harus ke rs itu sangat membantu banget,"kata bapak.
"Ada pak, homecare, jadi nanti dokter atau perawat yang datang ke rumah untuk memeriksa bapak,"jawab ibun.
"Boleh tuh bu, ibu daftarkan ya bu," pinta bapak.

Siang tadi ibun daftarkan untuk program homecare. Ibun sudah menceritakan perjalanan penyakit bapak dari awal hingga akhir. Ibun sih inginnya dokter homecare merupakan perpanjangan tangan kami yang akan terhubung dengan konsultan. Hmm, lumayan lama juga untuk memenuhi pemberkasan untuk pendaftaran homecare. Sementara ibun sudah ditunggu ada klien di klinik.

Selesai bertemu klien ibun langsung pulang karena semua urusan sudah ibun anggap beres. Saat on the way home wa ibun berdering.
"Bu, sudah sampai mana?"tanya bapak.
"Lagi jalan pulang, di jalan palagan. Bagaimana pak?"
"Oo, ya udah. Ditunggu di rumah ya!"
"Ada apa pak?"tanya ibun.
"Nggak apa-apa nanti juga tahu,"jawab bapak.
"Bapak pup ya?"tanya ibun.
"Hehehe..iya!"
Hahaha...akhirnya yang ditunggu datang juga setelah dua hari nggak nongol-nongol.

Ok pak...ibun segera meluncur. Hehehe..pemenuhan hajat yang tidak bisa ditunda. Ibun punya kewajiban untuk membersihkannya dan menjamin bapak kembali merasa nyaman. Hehehe, saat ini BAB menjadi suatu hal yang ditunggu.

Terima kasih bapak, selalu memberi kesempatan ibun untuk mencari pahal melalui bapak.

Senin, 20 Januari 2020

Selalu ada hikmah dibalik peristiwa yang terjadi

Hari ini adalah hari pertama kepulangan bapak ke rumah. Setelah 28 hari perawatan di dua RS. Walaupun kondisi belum seperti sedia kala. Kita tetap harus selalu punya harapan ya beb.

Ibun ikut merasakan keletihan ketika mendampingi bapak harus menjalani pemeriksaan demi pemeriksaa . Belum  lagi saat akan operasi untuk biopsi dicancel tanpa penjelasan sama sekali. Dengar-dengar tensi bapak sempat drop. Apa pun alasannya penjelasan adalah hak pasien dan keluarga pasien.

Bapak selalu menentramkan ibun dengan memgatakan. Semua ini qodar bu. Sudah ada yang mengatur. Kita jalani saja dengan ikhlas.

Bapak..begitu luhur hatimu pak.
SELALU ADA HIKMAH DI BALIK SUATU PERISTIWA. 

Jurnal Kupu-kupu Pekan 7 : Terima Kasih Mentor dan Mentee

  Aaaah, nggak nyangka bisa sampai tahap ini. Pekan Tujuh, akhir dari tahap kupu-kupu. Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah. Berkat Rahmat-M...