Uhuuuuy, sudah hari ke-empatbelas. Kemarin merasa nggak ada tantangan. Laah, hari ini ternyata ada. Heheheh, terus belajar ah. Mengulang lagi, mengulang lagi, dan mengulang lagi. Wah belum lulus dong? Nggak masalah, ini kan baru tahap awal. Lima belas hari di Zona Komunikasi Produktif belum lah cukup menjadikan para komunikator yang handal dalam keluarga. Masih butuh proses puanjaaaang beb.
Pagi hari ibun belum merasa ada tantangan. Ceritanya pagi hari ini ibun sudah harus siap-siap ikut training online. Ibun hanya berinteraksi dengan bapak. Jam 11.30 training selesai, keluar kamar baru deh interaksi dengan kakak dan mas. Kakak saat itu masih mencoba belajar untuk persiapan ujian kompre-nya. Sedangkan mas sudah selesai ujian online-nya.
Ibun siang tadi harus ke RS karena ada klien yang akan telemedicine. Padahal ibun WFH (work from home) hari ini. Ibun juga baru sadar kalau bahan makanan sudah mulai menipis. Besok ibun bakalan bingung masak apa karena sayur dan teman-temannya sudah banyak yang habis. Wah...kudu belanja nih. Niatnya sepulang dari RS, ibun mau mampir belanja. Ibun mengajak kakak. Wah..dia senang banget karena ibun sudah lama nggak belanja bareng kakak.
Ibun senang belanja dengan kakak. Karena sense dia melihat sesuatu tuh ok. Misalnya dalam pemilihan bahan makan atau barang kakak bisa melihat barang yang bagus atau tidak. Tapi tidak dengan harga. Pendapat mahal dan murah bisa berbeda. Yang kata kakak murah, menurut ibun bisa mahal. Tapi dia selalu bilang murah, hahahah. Hal ini bisa jadi pemicu diskusi panjang kita saat belanja. Makanya kalau dia belanja sendiri, ibun suka was-was aja takut habisnya banyak. Maaf ya kak...:)
Pendek cerita saat kakak berhenti di makanan kucing. Kakak senang melihat ada makanan kucing jenis baru. Selain kemasan lucu juga wangi.
"Bu, beli ya untuk Siomay?"
"Memang sudah habis makanan Siomay?"
Siomay itu anggota baru keluarga kami, seekor kucing kampung berwarna putih orange.
Makanan jenis baru itu ada dua varian. Kakak langsung mengambil kedua varian itu.
"Nggak satu saja?"tanya ibun.
"Nggak bu, kan belum tentu lagi kita akan kesini lagi."
Ibun mengira kakak hanya akan mengambil dua saja. Lah, kok ngambil 4, jadi masing-masing varian dua. Mana belum lihat harganya.
"Eits..nggak gitu ya, cukup dua saja, belum tentu juga Siomay suka. Kakak mesti gitu deh kalau belanja selalu harus beli banyak.." Belum selesai ibun ngomong kakak sudah memotong.
"Ibun mah gitu selalu ..selalu...apa aku ya seperti itu?"
Deg...ibun baru sadar. Ada pilihan kata yang nggak benar nih dan membuat kakak nggak nyaman. Kakak mungkin merasa seperti di-labeling oleh ibun. Ibun jadi merasa bersalah.
"Maafkan ibu ya kak?"segera ibun meralat perkataan ibun.
Kakak cuma menganggukkan kepala dan pergi meninggalkan ibun yang masih mau memilih beras. Hehehe, ibun jadi bisa setor tantangan deh. Makasih ya kak, ibun jadi bisa terus belajar, belajar, dan belajar.
Tantangan lainnya sebenarnya ada cerita tentang mas. Cuma topiknya sama sih menurut ibun. Pilihan kata yang tepat.
Oleh karena itu tantangan hari ini temanya : Choose Your Words Mom
Mengapa pilihan kata menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi produktif? Karena memilih kata-kata yang tepat adalah cerminan diri, menunjukkan pola pikir dan energi seseorang (Alimah N dkk, 2017). Energi positif atau negatif yang akan diberikan seseorang dalam menyampaikan pesannya. Itu ternyata berpengaruh juga dalam merespon suatu pesan.
Hari ini bintang ibun cukup 3 (tiga) saja ya.
#harike-empatbelas #tantangan15hari #zona1komprod #pantaibentangpetualang #institutibuprofesional #petualangbahagia