Libur telah usai...saatnya kembali belajar.Bisa keangkut untuk masuk kelas Bunda Sayang rasanya itu senang sekali.Rindu belajar. Ya sebenarnya tiap hari juga harus belajar. Tapi belajar yang penuh refleksi diri baru kutemui di Institut Ibu Profesional. Makanya ketika nama Ibun ada di daftar Pra-Bunda Sayang #6 rasanya gimana gitu.
Berbeda metode dengan sebelumnya. Saat Ibun di kelas Matrikulasi#7 masih menggunakan WA sekarang semua dicentralkan di FB. DIharapkan jangkauan akan semakin luas memberikan wadah belajar untuk semua ibu yang ingin menjadi Ibu Profesional. Insya Allah Ibun siaaaaap belajar. (Semangaaaat...hehehe menyemangati diri sendiri).
Nama Grup di FB adalah Pulau Cahaya Bunda Sayang. Baca-baca deskripsi yang ditulis admin di grup Pulau Cahaya adalah kawah candradimuka bagi para ibu dan calon ibu menuju Bunda Sayang. Keren ya? harapannya setelah lulus jadi Bunda Sayang, ibu dan calon ibu dapat lebih bercahaya atau lebih profesional dalam menjalani setiap fitrah dalam kehidupannya. Itu sih yang Ibun tangkap.
Memasuki bulan Agustus ini Ibun diajak untuk nik-bar (piknik bareng) nih sama teman-teman. Hehehe, dasar ibu-ibu kurang piknik ya..lah kok IIP tahu aja makanya dibuat materinya menarik. Aaaah...lagi pandemi seperti saat ini mau piknik juga aras-arasan ya. (eiiits mulai out of topic nih).
Yak perlu warming-up dulu nih di Pra-Bunda Sayang #6, nik-bar menikmati berbagai wahana permainan. Wahana pertama Wahana Istana Pasir.
Wahana Istana Pasir
Siapa coba nggak suka pantai. Biasanya kalau ke pantai permainan paling seru ya bangun istana pasir bareng-bareng. Jangan lupa bawa ember san sekop. Kalau anak-anak masih kecil, Ibun suka bawain mainan dari plastik untuk main pasir. Ada sekop, garpu, ember, gelas, mangkok dan bentuk-bentuk lucu seperti starfish dll. Semuanya terbuat dari plastik.
Kenapa istana pasir ya? Heheh mungkin ini adalah analog dari istana impian. Hmm...bisa jadi sih. Istana yang nyaman, aman, dan damai. Tentunya penghuni di dalamnya akan bahagia. Ibun juga ingin punya istana dalam keluarga yang membuat kebahagiaan penghuni di dalamnya. Sebenarnya paling enak sih buat istana pasirnya bareng anak dan suami..pasti seru ya. Yang satu pengen bentuk begini dan begitu. Tapi berhubung saat ini hanya Ibun yang sedang main pasir. Ibun mau buat istana pasir versi Ibun saja ya.
Impian Ibun sih nggak terlalu beda jauh seperti saat Ibun di Kelas Matrikulasi #7. Ibun ingin kembali menulis. Apa lagi saat pandemi seperti ini, dimana waktu Ibun lebih banyak di rumah walaupun tetap melakukan pekerjaan di ranah publik sebagai Psikiater. Tapi rasanya tidak seperti sebelum pandemi rasanya setiap hari penuh dengan jadwal. Hanya saja menulis dalam bentuk lain. Beberapa bulan lalu Ibun mulai tertarik menulis content dalam bentuk Slide. Kebetulan Ibun ikut kelas Melukis Slide Dengan Hati (MSDH)-nya Bang Andy Sukma Lubis. Ibun akan mencoba kembali menulis dengan membuat carousel masih seputar kesehatan mental.
Ibun juga nggak boleh egois dong. Ibun juga harus menciptakan istana bukan hanya untuk Ibun saja...tapi istana untuk anak-anakn dan pasangan hidup Ibun. Jadi tentunya Ibun harus menjadi lebih profesional dari sebelumnya. Profesional sebagai Istri dan Ibu.
Sebagai Istri, Ibun harus tetap sehat, semangat, dan bahagia supaya dapat mendampngi bapak. Bapak saat ini sedang dicoba sakit. Jadi sudah seharusnya Ibun mendampingi bapak. Secara emosional Ibun sebaiknya selalu stabil agar tidak mempengaruhi keadaan saat Ibun merawat bapak. Kalau ibarat mesin yang menggunakan tenaga listrik, Ibun harus selalu siap gen-set. Supaya mesin tetap menyala bila sewaktu-waktu aliran listrik terputus.
Nah, sebagai Ibu...Ibun juga wajib nih menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang mereka. Walaupun mereka sudah bukan balita lagi, tapi tetap perlu pendampingan dan pengawasan. Ibun harus mempersipkan mereka memasuki pintu kedewasaa mereka.
Ok, konsep tentang istana pasir sudah ada. Saat ini Ibun butuh strategi dan teknis pembuatan istana pasir agak tampak kokoh, tidak mudah roboh tertiup angin pantai, atau tersapu air laut.
Kalau tersapu air laut mah...Ibun akan cari tempat yang jauh dari bibir pantai.
Strategi I : Ibun perlu meyakinkan diri Ibun atas fitrah dan potensi yang ada dalam diri Ibun. Untuk apa? Supaya tepat membawa bekal, alat-alat, dan sarana yang dibutuhkan untuk mebangun istana Ibun.
Strategi II : Ibun perlu tahu teknis pembuatan istana pasir. Untuk itu ibun perlu ilmu untuk mewujudkan istana Ibun. Ibun juga perlu menentukan indikator-indikator keberhasilan yang ingin dicapai baik sebagai diri sendiri, istri, dan sebagai ibu.
Strategi III : Ibun perlu dukungan dari dalam diri ibu. Ibarat istana pasir agak tetap kokoh perlu pondasi yang kuat. Ibun pun perlu memiliki mental pembelajar yaitu komitmen, dan konsisten dalam menjalani setiap proses pembelajaran yaitu BE-DO-HAVE.
Makna Ibu Profesional
Menurut Ibun, Ibu Profesional adalah ibu yang memahami fitrah dirinya sebagai makhluk Allah yang membawa misi dalam kehidupannya. Ibu yang senang, bahagia, bersungguh-sungguh, dan menikmati perannya sebagai diri sendiri, istri dan ibu untuk anak-anaknya.
Semoga Ibun diberi kesempatan dan kelonggaran agar terus dapat mewujudkan istana pasir Ibun.
#wahanaistanapasir
#tugaspertama
#prabunsay
#institutibuprofesional